An indigenous honorary title as a Unifier of the Republic of Indonesia was awarded to Maharaja of Kutai Mulawarman from the Hasil Rapat Hukum Adat Dayak, East Kalimantan
TENGGARONG – wartaekspres – Dasar Ketentuan Hasil Rapat Hukum Adat Dayak Provinsi Kalimantan Timur Nomor : 67/09/KHR-HAPPKT/XI/2019, tetulis sebagai berikut:
Dengan Ramat Tuhan Yang Maha Esa Dan Berdasarkan Sangiyang Bersaraaq Kepala Adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian, telah menetapkan satu gelar kehormatan pada hari Sabtu tanggal, 09 Nopember 2019, Dilamin Adat Desa Pampang kepada Prof. Dr. Hc. M.S.P.A. Iansyahrechza. FW, Ph.D. Selaku Duli Yang Maha Mulia Sripaduka Baginda Berdaulat Agung Maharaja Kutai Mulawarman dengan anugerah gelar bangsawan Naluuq Nalaau Teruaaq Joleeq. Artinya Maharaja menegakkan keadilan dan kebenaran di jagat Nusantara yang tak tergoyahkan. Samarinda, 09 Nopember 2019 Kepala Adat Dayak Tunjung Benuak Ddn Bentian Rustani, SH, MH.
Bersamaan dengan Ketetapan Hukum Makamah Hakim Adat Dayak Nasional Nomor : 001.KH/MHADI/XI/2019 yang menetapkan Prof. Dr. Hc. M.S.P.A. Iansyahrechza. FW, Ph.D. Selaku Duli Yang Maha Mulia Sripaduka Baginda Berdaulat Agung Maharaja KutaiI Mulawarman dengan anugerah gelar bangsawan Balan Tempau Paren Batu Liau Bulan Paren Kelunan Kaq Usun Tanaq Langit Megan. Artinya Maharaja Bagaikan Batu Hitam Paling Keras tidak gampang dibelah dihancurkan dan bila dipukul mengeluarkan percikan api tidak lekang dimakan jaman Raja Manusia di Jagat Raya ini. Samarinda 09 November 2019 Makamah Hakim Adat Dayak Nasinal Dr. Jiuhardi, SE, MM.
Gelar kehormatan bukan sekedar pengakuan belaka, akan tetapi merupakan bentuk ikatan persaudaraan dan merupakan kesatuan dari kekeluargaan dan jika salah satu mendapatkan masalah maka selalu menghadapinya bersama dan kesusahan dari Kerajaan Kutai Mulawarman adalah kewajiban dari Suku Dayak membelanya demi menjunjung hukum adat dan tegaknya Adat Istiadat di Kalimantan saling dukung dan saling hidup berdampingan menjaga, melindungi, mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya leluhur.
Ikrar ini merupakan simbol kasih sayang sesama dan saling menjaga perdamaian, dan keamanan untuk bertujuan menyatukan keanekaragaman Adat Budaya Nusantara Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga landasan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila terjaga dan menjadi dasar berbangsa dan bernegara.
Yang Mulia Hakim Adat Dayak Nasinal menyampaikan, bahwa bentuk dan wujud kasih sayang tercermin pada persaudaraan. Nilai manusia yang berakhlak mulia adalah terpancar pada tindakan manusia saling menghargai dan saling menghormati. Harta emas berlian hanya hiasan yang menambah nilai kemuliaan pada diri manusia itu sendiri.
Yang Mulia Hakim Adat Dayak Nasinal menyampaikan, bahwa bentuk dan wujud kasih sayang tercermin pada persaudaraan. Nilai manusia yang berakhlak mulia adalah terpancar pada tindakan manusia saling menghargai dan saling menghormati. Harta emas berlian hanya hiasan yang menambah nilai kemuliaan pada diri manusia itu sendiri.
Kemuliaan itu dari Allah Yang Maha Kuasa, dan bila manusia mengenal Allah maka pada dirinya ada kemuliaan ada kasih sayang bukan kebecian bukan pula amarah. Tetapi manusia yang tidak mempunyai kemuliaan bagaikan berjalan di malam hari tidak berlampu, akibatnya tabrak ke sana ke mari, akhirnya susah sendiri, luar biasa kata-kata.
Adat , adab, budaya dan seni adalah nilai luhur dari nenek moyang, merupakan aturan dan pedoman hidup bagi manusia sehingga tercipta kehidupan yang rukun dan harmonis serta sejahtera. (Red)
— original posted by BeritaWartaeksPres.com