Komisaris Fortune Pramana Rancang (FPR), Miranty Abidin belum lama ini menerima penghargaan sebagai Duta Perdamaian Dunia dan dianugerahi gelar Sri Ratu Condro Kusuma Dewi dari Dulu Yang Maha Mulia Sripaduka Baginda Berdaulat Agung Maharaja Kutai Mulawarman.
Miranty Abidin
Dianugerahi Gelar Sri Ratu Condro Kusuma Dewi
yang memiliki arti
“Wanita yang memiliki cahaya yang gemilang seperti bulan”
Gelar itu diserahkan langsung oleh
Dulu Yang Maha Mulia Sripaduka Baginda Berdaulat Agung
Maharaja Kutai Mulawarman
H.R.M. M.S.P.A Iansyahrechza Fachlevie Wangsawarman.
Penghargaan diberikan berupa selempang merah, piagam, bintang, medali dan lencana
Maha Duta. Dengan gelar ini, Miranty dinobatkan menjadi kerabat atau anggota istana
Kerajaan Kutai Mulawarman dan mengemban tugas sebagai Duta Perdamaian Dunia.
Upacara penyerahan gelar berlangsung
di Istana Singgah Maharaja Kutai Mulawarman Rumah Pesik Yogyakarta.
Selain raja-raja dari kerajaan nusantara, prosesi dihadiri tokoh-tokoh
dari Brunei, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
Menurut Miranty, latar belakang pemberian gelar karena kiprahnya sebagai pemerhati di bidang kebudayaan. Pihak Kerajaan Kutai Mulawarman telah melakukan penelitian terhadap kiprahnya di bidang kebudayaan.“Mereka sudah meneliti cukup lama, jadi terus terang saya pemerhati budaya juga sejak dahulu. Malahan, sebelum di Fortune, saya banyak menulis di majalah pariwisata. Banyak menulis bahwa kekuatan Indonesia itu dari sudut budaya karena negara mana sih yang punya subkultur atau budaya-budaya daerah yang begitu kaya kan ngga ada? Itu kekuatan kita jadi itu dulu saya sering menulis itu dan itu mencerminkan suatu kearifan lokal beda-beda di setiap tempat karena terkait dengan budayanya kenapa tidak kita angkat menjadi kekayaan Indonesia,” jelas Miranty.
Sementara itu terkait tugas yang diembannya bersama duta perdamaian yang lain sebagai Duta Perdamaian Dunia, Miranty mengatakan bahwa dirinya akan berbagi tugas untuk kembali mempererat hubungan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Setelah hal itu tercapai, dalam lingkup yang lebih luas kemudian memperkuat jaringan kerja sama dengan kerajaan-kerajaan di seluruh dunia dalam rangka mencapai perdamaian dunia. “Kerajaan bisa memberi sumbangsih bagi upaya perdamaian dunia karena kerajaan masih sangat kuat dan didengar oleh rakyatnya,” katanya.
Lebih lanjut Miranty menjelaskan, pertama dengan mempererat kerajaan nusantara ini. Untuk membangun kekuatan kerajaan di seluruh dunia ini memang perlu ada suatu pendekatan, memperkenalkan diri, pemahaman sampai kepada adanya suatu kesepakatan bersam bahwa mereka bertanggung jawab menjaga perdamaian dunia. Kerajaan bisa memberi sumbangan terhadap upaya perdamaian dunia ini karena kerajaan-kerajaan di berbagai negara seperti di Inggris, Monako, Belanda, dan Denmark kerajaannya masih sangat kuat dan didengar oleh rakyatnya.
“Sementara dalam hubungannya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kerajaan sebagai kearifan lokal bisa menjadi kekuatan yang mendukung eksistensi dan keutuhan NKRI. Kerajaan bisa dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa,“ ujar pakar komunikasi Indonesia ini.
Miranty yakin bahwa dengan kebangkitan kerajaan akan menjadi kekuatan yang mendukung NKRI, kita ingin NKRI ini kan utuh suapaya kesatuan ini dipelihara dan juga lebih jauh dari itu kita mempunyai kekuatan juga untuk memelihara persatuan dan kesatuan di luar Indonesia yang masih menjadi cakupan Nusantara. Memperkuat kerja sama ini menjadi kekuatan seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah NKRI, kita tidak mau terjadi disintegrasi. Mereka masih mempunya pengaruh kepada kebudayaannya. Perlu suatu program yang sistemik yang terarah terus menerus untuk meningkatkan keberadaan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara ini untuk dapat memberikan manfaat bagi perdamaian untuk Indonesia.
Dia juga berharap kearifan lokal seperti kerajaan ini bisa dilindungi sehingga menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kekayaan bangsa ini bisa diolah, sehingga Indonesia menjadi pusat peradaban dunia. “Heritage atau kearifan lokal terutama dari berbagai tempat di Indonesia yang memang merupakan daerah-daerah kerajaan zaman dahulu bisa kita lindungi yang kedepannya bisa menjadi kekayaan Indonesia. Impian saya Indonesia akan menjadi pusat peradaban dunia ke depan. Kearifan lokal kita angkat, tiap daerah beda-beda, ini kekayaan bangsa yang selama ini belum terjamah lagi kenapa tidak kita angkat. Kita punya histori untuk itu, kita pernah jaya kok,” tegasnya. (EVA)